Berlari Ke Nostalgia
5:09 AMsumber foto : Istimewa |
malam sudah mulai larut namun mata masih belum menandakan adanya
keinginan untuk tidur. mengerjap-ngerjap tidak ada arah tujuannya.
menatap kosong ke arah langit-langit kamar. dan sekali-kali duduk
memandang sekitar seperti layaknya peserta uji nyali di salah satu
program tv.
segala upaya sudah ku coba untuk menenggelamkan diri dalam balutan
mimpi. mulai dari membaca buku, menghitung domba, hingga mendengarkan
lagu melow pun sudah dilakukan. namun hasilnya? nihil.mata masih menatap langit-langit dengan kecerahan yang masih stabil. dan tiba-tiba isi dari kepalaku menyuruhku untuk mem-flash back. ingatanku mengajakku untuk berlari menuju nostalgia. mau tak mau, aku mengikuti alurnya.
aku melirik jam tangan digitalku yang terlingkar manis di pergelangan kananku menunjukkan pukul 00.00. dan ingatanku pun mengajakku berlari mundur pada sebuah kenangan pada saat yang sama. ingatanku mulai memvisualisasikan dalam imajiku.
pada saat itu pas pukul 00.00 tepat. aku mojok di ujung kamar. memegang handphone yang masih tersambung dengan charger di stopkontak. kau menelfonku saat itu. tawa meledak memecah malam saat kau melontarkan lelucon yang sebetulnya garing kalo diterka ulang namun entah mengapa tawa itu hadir. aneh.
ingatanku seakan tak puas dengan satu kenangan itu. dia menarikku
lagi…lagi… dan lagi. hingga ingatan itu memvisualisasikan lagi sesuatu
dalam imajiku. kepingan nostalgia lain. batinku
pada saat malam natal. aku masih ingat kau mengirimi ku pesan singkat menyuruhku untuk menunggumu pulang dari misa natal saat itu. dan seketika kau selesai menjalani acara tersebut kau kembali mengirimi ku pesan dan bercerita tentang apa yang kau alami saat itu. tentang perjalan pulang menuju rumahmu, tentang kau ketiduran di bis. dan lainnya. dan sampai akhirnya sebelum menyudahi pesan itu kau menyuruhku untuk mengucapkan selamat natal untukmu. ingatkah kau?..
tanpa sadar seutas senyum menyungging di bibirku kala ingatan itu mulai memvisualisasikan semua dalam imajiku. lalu ia mengajakku terus..terus..dan terus berlari menuju kepingan nostalgia yang lain.
dimana saat itu ingatanku menghentikan langkahnya pada nostalgia bulan mei. dan dia mulai memvisualisasikannya lagi.
bulan mei ntah tanggal berapa aku sudah tak ingat. tiba-tiba rasa cinta yang dulu menggebu hilang seketika. rindu membara lenyap terbawa angin. aku tak tahu mengapa itu terjadi. dan lambat-laun aku menjauh darimu. menjauh tak ada kabar. menghilang pada tabir yang tak pernah tertembus. dan saat itu aku mulai mencari cinta yang lain.
tahun demi tahun aku berusaha untuk melupakan kenangan saat itu namun apa daya aku tak mampu. meski kisah cinta itu berakhir tapi yang namanya suatu kenangan tak akan pernah usai. disetiap aku mengingat kenangan saat itu. timbul berbagai macam perasaan. mulai dari cinta itu, rindu itu, hingga penyesalan itu turut hinggap dalam jiwaku.
aku mulai membuka mata mengerjap-ngerjapkannya hingga aku tersadar dalam kenyataan. ingatan itu telah mengembalikanku pulang. tak terasa air mata itu menetes. penyesalan, rindu, cinta yang sempat hilang kini hinggap lagi. andai aku bisa mengulang lagi andai aku bisa…
namun semua sirna sudah saat aku mengetahui bahwa sekarang aku telah memiliki, hatiku telah terisi. dan saat itu dilema melanda ku. galau menyergapku singkat namun berefek lama. aku bingung
jam sudah menunjukkan pukul 03.00. dan aku menghentikan segala kebingungan. menjawab tanya dari segala kebimbangan dengan cara… tidur.
pada saat malam natal. aku masih ingat kau mengirimi ku pesan singkat menyuruhku untuk menunggumu pulang dari misa natal saat itu. dan seketika kau selesai menjalani acara tersebut kau kembali mengirimi ku pesan dan bercerita tentang apa yang kau alami saat itu. tentang perjalan pulang menuju rumahmu, tentang kau ketiduran di bis. dan lainnya. dan sampai akhirnya sebelum menyudahi pesan itu kau menyuruhku untuk mengucapkan selamat natal untukmu. ingatkah kau?..
tanpa sadar seutas senyum menyungging di bibirku kala ingatan itu mulai memvisualisasikan semua dalam imajiku. lalu ia mengajakku terus..terus..dan terus berlari menuju kepingan nostalgia yang lain.
dimana saat itu ingatanku menghentikan langkahnya pada nostalgia bulan mei. dan dia mulai memvisualisasikannya lagi.
bulan mei ntah tanggal berapa aku sudah tak ingat. tiba-tiba rasa cinta yang dulu menggebu hilang seketika. rindu membara lenyap terbawa angin. aku tak tahu mengapa itu terjadi. dan lambat-laun aku menjauh darimu. menjauh tak ada kabar. menghilang pada tabir yang tak pernah tertembus. dan saat itu aku mulai mencari cinta yang lain.
tahun demi tahun aku berusaha untuk melupakan kenangan saat itu namun apa daya aku tak mampu. meski kisah cinta itu berakhir tapi yang namanya suatu kenangan tak akan pernah usai. disetiap aku mengingat kenangan saat itu. timbul berbagai macam perasaan. mulai dari cinta itu, rindu itu, hingga penyesalan itu turut hinggap dalam jiwaku.
aku mulai membuka mata mengerjap-ngerjapkannya hingga aku tersadar dalam kenyataan. ingatan itu telah mengembalikanku pulang. tak terasa air mata itu menetes. penyesalan, rindu, cinta yang sempat hilang kini hinggap lagi. andai aku bisa mengulang lagi andai aku bisa…
namun semua sirna sudah saat aku mengetahui bahwa sekarang aku telah memiliki, hatiku telah terisi. dan saat itu dilema melanda ku. galau menyergapku singkat namun berefek lama. aku bingung
jam sudah menunjukkan pukul 03.00. dan aku menghentikan segala kebingungan. menjawab tanya dari segala kebimbangan dengan cara… tidur.
0 sumbangan suara
Terima kasih udah baca artikel (gak mutu) di blog Kucing ini. Silahkan tinggalin upil kalian disini, kali aja ntar ada pemburu upil ngambil upil kalian. Dan kalian yang jomblo bisa berjodoh dengan mereka. Horee :)