Sudah semusim yang lalu sejak aku meninggalkanmu. Hatiku yang dulu penuh luka, kini semakin hari semakin membaik. Namun, semua itu seakan ada sesuatu yang kurang. Iya, meski luka-luka ini telah mengering namun ada sesuatu yang kurasa aku masih belum bisa untuk melepasnya. Ada sesuatu yang mengganjal.

  Aku masih belum tahu apa yang mengganjal itu. Yang jelas, semakin serpihan hati ini kembali pada tempatnya. Kenangan tentangmu juga semakin merebak dalam pikiran. Ntah mengapa ini bisa terjadi lagi. Meski aku mencoba untuk mencintai dan membiarkan orang lain memasuki ruang hatiku, namun tetap tentangmu selalu terngiang di pikiranku.

   Hari-hari dimana kita tertawa dan menangis bersama. Berbagi suka dan duka bersama. Hari-hari itu selalu menghantuiku. Meski temanku selalu membujukku untuk menyudahi segala kenangan tentangmu. Namun apa? Aku tak bisa.


  Aku begitu bodoh, membiarkanmu pergi dengan alasan bahwa itulah yang terbaik. Untuk aku. Kamu. Dan kita. Namun sepertinya aku salah, aku tidak bisa melepaskanmu. Aku berfikir bahwa ketika semua ini berakhir maka kita akan menemukan bahagia kita masing-masing. Namun sepertinya aku salah lagi. Iya, aku... salah.... dan sejujurnya aku tidak bisa melupakanmu. Meski aku telah menempatkankan orang lain dalam hatiku.

  Aku begitu bodoh. Sangat bodoh. Membiarkanmu melangkah pergi menjauhiku yang sebenarnya masih ingin kau berada disampingku. Apakah mungkin kita masih bisa saling mencintai?. Itulah pertanyaan yang sampai saat ini selalu menghantui pikiranku. Apakah mungkin kita akan bersama kembali setelah semuanya menjadi seperti ini?. Apakah mungkin kisah ini dapat terulang dengan berbagai luka telah menghiasi kedua hati kita masing-masing?. Dan sekali lagi, Apakah mungkin kita masih bisa saling mencintai?